ADA APA DI TANGGAL 31 MEI?

HARI TANPA TEMBAKAU

 

ADA APA DI TANGGAL 31 MEI

Hari ini banyak komunitas-komunitas, perguruaPrintable-numbersn tinggi, dan organisasi lainnya yang menyerukan untuk perokok agar berhenti merokok.  hal ini tersorot dari risiko kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan tembakau dan kebijakan untuk mengurangi konsumsi tembakau seperti kebiasaan merokok. Diperkirakan kebiasan merokok setiap tahunnya menyebabkan kematian sebanyak 5,4 juta jiwa (WHO, 2003)

APA ITU TEMBAKAU ????

Tembakau merupakan tanaman komersial dengan memanfaatkan daunnya untuk rokok, pipa mucchietto_tabaccoatau tembakau kunyah (chewing) atau untuk dihisap lewat hidung atau tembakau sedotan (snuff). Tembakau merupakan sumber nikotin yaitu, suatu zat aditif, dan juga sebagai bahan dasar untuk beberapa jenis insektisida. Di Indonesia, tembakau telah dikenal sejak 400 tahun yang lalu sebagai tanaman obat ataupun bahan halusinogen. Tembakau merupakan hasil tanaman Nicotiana tabacum L. dengan daun sebagai bagian yang dipanen. Kultivar tembakau yang berasal dari spesies Nicotiana tabacum L., sub genus Tabacum, genus Nicotiana dan famili Solanaceae telah berkembang luas (Bappeda, 2014).

Memang betul tembakau sebagai bahan utama untuk pembuatan rokok, jika kegiatan anti tembakau di artikan anti rokok, maka terkesan tembakau adalah sama dengan rokok, yang sesungguhnya dua kata ”tembakau” dan “rokok” memiliki arti atau makna yang berbeda. Melihat realita yang terjadi setiap peringatan HTTS selama ini tidak menutup kemungkinan bahwa sejarah yang kita kenal dengan “Hari Tanpa Tembakau Sedunia” akan bisa berubah menjadi sejarah baru dengan “Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia” (DetikSurabaya, 2015)

BAHAYA TEMBAKAU (ROKOK) !!!!

Kini perusahaan tembakau dalam memproduksi rokok terlihat semakin berkembang dari hari ke hari sehingga tak jarang  justru menimbulkan keresahan oleh masyarakat yang anti rokok. Beberapa bahaya rokok yang mengancam kesehatan masyarakat baik perokok aktif maupun perokok pasif.

  1. Bahaya Rokok : Penyebab Penyakit hingga KematianPencegahan-Kanker-Paru-paru (1)

Para pecandu rokok dianggap sebagai masalah besar karena berani mempertaruhkan kesehatan mereka. Rokok memiliki 40.000 bahan kimia yang berbahaya. Masuknya semua bahan kimia tersebut dapat merusak fungsi organ tubuh, menyerang saraf, menurunkan daya pikir dan menyerang gen. Banyak penelitian kesehatan menyatakan bahwa rokok memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Anda harus tahu pula bahwa rokok dapat mengurangi umur hidup seseorang karena menurut fakta, separuh perokok meninggal pada usia 35 sampai dengan 69 tahun.

 

  1. Perokok Pasif Terancam Bahaya

Tahukah Anda bahwa perokok pasif tiga kali lipat lebih terancam bahaya daripada perokok aktif?? Menurut para ahli kesehatan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya. Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi perokok pasif maka risiko perokok aktif tetaplah jauh lebih besar.

 

  1. Perokok Wanita Berisiko Ganda

orang-merokok-1Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa perokok wanita berisiko 25 persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria. Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil dari pria. Bahaya merokok pada wanita antara lain : Merusak kulit, mengganggu sistem reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri, menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko kanker payudara, rahim, dan kanker paru-paru, menganggu  pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran ASI, keguguran, hingga kematian janin dalam kandungan. Selain itu, rokok juga menyebabkan wanita akan terlihat lebih tua 10 hingga 20 tahun (Riana, 2015)

 

Pilih produk yang lebih aman untuk menjaga kesehatan para generasi muda sehingga selain bisa menambah kekayaan material, negara juga memiliki generasi penerus bangsa yang berpikir positif, cerdas, sehat dan berkualitas tinggi agar dapat memajukan bangsa.

Mari maknai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) di tanggal 31 Mei 2015 ini dengan aplikasi nyata untuk segera mengurangi kuantitas merokok. Akan lebih baik jika Kita memiliki niat dan motivasi tinggi untuk berhenti merokok karena ini mengartikan bahwa Kita menyayangi diri Kita sendiri dan semua orang yang ada di sekitar Kita.

 

Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2016

Daftar Pustaka

  1. 2014. Tembakau, Apa itu tanaman tembakau. [diakses pada: 20 mei 2016]
  2. Detik Surabaya. 2015. Bahan baku pembuatan rokok. [diakses pada: 22 mei 2016]
  3. 2015. Tembakau, Dampak negatif Rokok. [diakses pada: 23 mei 2016]

 

 

 

SYSTEMISC LUPUS ERYHEMATOSUS

Lupus ataLupusu biasa dikenal dengan SLE (Systemisc Lupus Eryhematosus) adalah penyakit kronik dimana organ dan sel mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tissue binding autoantibody yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai system organ (Tutuncu, et al., 2007).

Semula SLE digambarkan sebagai gangguan kulit, pada tahun 1800-an, dan diberi nama lupus karena sifatnya yang berbentuk “kupu-kupu”, melintasi tonjolan hidung dan meluas pada kedua pipi yang menyerupai gigitan serigala ( lupus adalah kata dalam bahasa latin yang berarti serigala) (Sidabutar, 1995).

Penyakit lupus menyerang hampir 90% perempuan. Di Indonesia jumlah penderita lupus yang tercatat sebagai anggota YLI (Yayasan Lupus Indonesia) sekitar >10.000 orang (Yayasan Lupus Indonesia, 2011).  Prevalensi penyakit iflamsi sistemik berdasar diagnosis naskes di Indonesia adalah 11,9%. Prevalensi tertinggi di Bali 19,3%, Aceh 18,3%, jawa barat 17,5% dan Papua 15,4% (Riskesdas, 2013).

Peyebab utama SLE (Systemisc Lupus Erythematosus) sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa faktor predisposisi dapat berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit ini. Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam timbulnya penyakit SLE yaitu :

  1. Faktor Genetik Berbagai   gen   dapat   berperan   dalam   respon   imun   abnormal   sehingga timbul produk autoantibodi  yang berlebihan. Kecenderungan genetik  untuk   menderita SLE telah ditunjukkan oleh studi yang dilakukan pada anak kembar. Sekitar 2-5% anak kembar   dizigot   berisiko   menderita   SLE,   sementara   pada   kembar   monozigot,   risiko terjadinya SLE adalah 58%.
  2. Faktor Imunologi Pada LE terdapat beberapa kelainan pada unsur-unsur sistem imun, yaitu: Antigen Dalam keadaan normal, Kelainan intrinsik sel T dan sel B dan Kelainan antibody
  3. Faktor Hormonal   Peningkatan   hormon   dalam   tubuh   dapat   memicu   terjadinya   LE. Beberapa studi menemukan korelasi antara peningkatan risiko lupus dan tingkat estrogen yang tinggi. Studi lain juga menunjukkan bahwa metabolisme estrogen yang abnormal dapat dipertimbangkan sebagai faktor resiko Virus Lupusterjadinya SLE.
  4. Faktor Lingkungan, faktor lingkungan tersebut terdiri atas: Infeksi virus dan bakteri Agen infeksius, Paparan sinar ultra violet, stress dan obat-obatan (Anggita, 2015).

Beberap gejala gejala dari peyakit lupus atau Sytemisc Lupus Erythematosus:

  • Perasaan sangat lelah.
  • Nyeri sendi.
  • Demam.
  • Ruam kulit (terutama jika terpapar sinar matahari).
  • Ruam malar (Butterfly-shaped rash, ruam berbentuk mirip kupu-kupu, terjadi di sekitar hidung dan tulang pipi).
  • Luka di mulut.
  • Rambut rontok (alopecia).
  • Berat badan bertambah atau berkurang.
  • Jari tangan dan kaki menjadi putih atau biru jika terkena suhu dingin atau saat stress.
  • Nyeri di bagian dada.
  • Sesak napas.
  • Mata terasa kering.
  • Mudah memar.
  • Anxiety, depresi.
  • Memory loss

 

Gejela lupus berbeda pada tiap orang dan Pengobatan Lupus Gejala lupustergantung dari tipe Lupus, Berat ringannya Lupus, Organ tubuh yang terkena dan Komplikasi yang ada (Wallace, 2007). dokter mengobati lupus dengan menggunakan berbagai macam obat-obatan, mulai dari obat ringan hingga obat yang sangat kuat. Selama hidup penderita lupus, obat yang diberikan biasanya akan berubah-ubah. Dua kategori obat lupus untuk pengobatan:

  1. Kortikosteroid. Golongan ini berfungsi untuk mencegah peradangan dan merupakan pengatur kekebalan tubuh. Bentuknya bisa salep, krem, pil atau cairan. Untuk Lupus ringan, digunakan dalam bentuk tablet dosis rendah. Jika kondisi sudah berat, digunakan kortikosteroid bentuk tablet atau suntikan dosis tinggi. Bila kondisi teratasi maka penggunaan dosis diturunkan hingga dosis terendah untuk mencegah kambuhnya penyakit (Wallace, 2007).
  2. Nonkortikosteroid. Kegunaan obat ini adalah untuk mengatasi keluhan nyeri dan bengkak pada sendi dan otot (Wallace, 2007).

 

 

Daftar Pustaka

  1. Tutuncu, ZN. & K. Kenneth C. 2007. The Definition and Classification of Systemic Lupus Erythematosus. P. 16. USA: Lippincott Williams & Wilkins.
  2. Sidabutar, R.P. 1995. Lupus Eritematosus Sistemik dan Nefritis Lupus. Simposium Nasional LES. Jakarta
  3. 2011. Jumlah anggota lupus yang terdaftar. Jakrta. [Diakses pada: 30 April 2016]
  4. 2013. Prevalensi lupus di Indonesia. [Diakses pada: 02 Mei 2016]
  5. P. 2015. Systemic Lupus Erythematosus  (SLE). Universitas Sumatera Utara. [Diakses pada: 04 Mei 2016].
  6. Wallace, J.D 2007, The Lupus Book: Panduan Lengkap Bagi Penderita Lupus dan Keluarganya, B first, Jakarta.
  7. Wallace, J.D 2007, The Lupus Book: Panduan Lengkap Bagi Penderita Lupus dan Keluarganya, B first, Jakar