Nutrisi menurut WHO adalah asupan makanan yang mempertimbangkan dengan kebutuhan dari tubuh. Nutrisi yang baik, diet yang seimbang dengan kombinasi aktivitas fisik secara teratur merupakan landasan kesehatan yang baik. Nutrisi yang buruk dapat mengakibatkan berkurangnya imunitas, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik dan mental serta mengurangi produktivitas.1
Pemberian nutrisi yang buruk berkelanjutan akan mengakibatkan terjadinya malnutrisi. Malnutrisi atau gizi buruk merupakan masalah yang masih terjadi di berbagai Negara khususnya Indonesia sendiri. Kasus gizi buruk di Indonesia masih menjadi perhatian pemerintah. Laporan Global Nutrition pada 2016 menunjukkan Indonesia menempati urutan ke 108 dengan kasu gizi buruk terbanyak. Sejak tahun 2014, telah dilaksanakan surveilans gizi yaitu Pemantauan Status Gizi (PSG) sebagai upaya monitoring dan evaluasi dari program perbaikan gizi yang dilaksanakan sampai sekarang. Berikut beberapa data hasil PSG tahun 2016 antara lain :2
- Balita yang memiliki tinggi badan dan berat badan ideal (TB/U normal dan BB/TB normal) jumlahnya 61,1%. Masih ada 38,9% Balita di Indonesia yang masing mengalami masalah gizi, terutama Balita dengan tinggi badan dan berat badan (pendek – normal) sebesar 23,4% yang berpotensi akan mengalami kegemukan.
- Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada Balita, terdapat 3,4% Balita dengan gizi buruk dan 14,4% gizi kurang. Masalah gizi buruk-kurang pada Balita di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masuk dalam kategori sedang (Indikator WHO diketahui masalah gizi buruk-kurang sebesar 17,8%).
- Prevalensi Balita pendek cenderung tinggi, dimana terdapat 8,5% Balita sangat pendek dan 19,0% Balita pendek. Masalah Balita pendek di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat masuk dalam kategori masalah kronis (berdasarkan WHO masalah Balita pendek sebesar 27,5%).
- Prevalensi Balita kurus cukup tinggi dimana terdapat 3,1% balita yang sangat kurus dan 8,0% Balita yang kurus. Masalah Balita kurus di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masuk dalam kategori akut (berdasarkan WHO diketahui masalah Balita kurus sebesar 11,1%.
Dari data di atas, dapat kita lihat masalah kurang gizi yang cukup sehingga perlu kita ketahui bahwa asupan makanan yang kita konsumsi sehari-hari haruslah berimbang dan cukup untuk kebutuhan tubuh. Kita perlu memahami bahwa nutrisi bagus penting untuk pertumbuhn dan perkembangan kesehatan saat kecil dan bisa mengurangi resiko dari masalah kesehatan, anak yang sehat cenderung pembelajarannya bagus, pembelajaran di sekolah mudah mempengaruhi kesehatan anak.
Untuk memudahkan menentukan makanan yang berimbang dan bergizi untuk anak, bisa kita gunakan Student Nutrient Program (SNP) Guidelines 2016. Pada guideline tersebut dijabarkan bagaimana kita memilih makanan dan minuman seperti memilih makanan yang rendah gula dan garam tapi tinggi serat, kalsium dan nutrisi lainnya, juga diberikan tips-tips dalam melakukan keseimbangan gizi, dijelaskan bagaimana memakan makanan yang aman menyimpan makanan serta menyiapkan makanan, serta bagaimana cara melakukan diet yang cocok dilakukan dan pastinya aman.3
Perbaikan Gizi didukung dari program WHO yaitu “Decade of Action on Nutrition 2016-2025”, yang mana sudah merupakan suatu kewajiban kita sebagai warga Negara untuk mendukung pemerintah untuk membangun generasi muda tanpa gizi buruk.
References :
- State Food Security Nutrition 2017. Rome: FAO; 2017.
- Promadi O. Inilah Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 [Internet]. Sehat Negeriku. 2017 [cited 8 April 2018]. Available from: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20170203/0319612/%EF%BB%BF%EF%BB%BFinilah-hasil-pemantauan-status-gizi-psg-2016/
- Aqui C, Colburn E, Dawson j, Dietrich L, Ferguson K, Gough K. Student Nutrition Program Nutrition Guidelines. canada: Queen’s Printer for Ontario; 2018.
0 Comments