May 16, 2022
JANGAN TAKUT! MENGUSUT PERJALANAN HEPATITIS AKUT
May 16, 2022
JANGAN TAKUT! MENGUSUT PERJALANAN HEPATITIS AKUT

JANGAN TAKUT! MENGUSUT PERJALANAN HEPATITIS AKUT

Kontributor: Fauzan Azhima Mikajavani, Mira Amba Grace Wrycza, Felix, I Gusti Ngurah Agung Gede Bramasta Ktana, Gede Aryana Saputra, Anak Agung Ayu Kirana Dharmautami 

KRONOLOGI ISU

         Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan global yang menjadi perhatian dunia, salah satunya Indonesia. Pada penyakit hepatitis, terjadi inflamasi organ hati berdasarkan berbagai macam penyebab, baik berupa agen infeksius maupun agen non-infeksius. Penyakit ini dapat menjadi pemicu berbagai macam komplikasi atau masalah kesehatan lainnya, seperti infeksi pada saluran pencernaan dan saluran pernafasan, yang dapat bersifat fatal (WHO, 2022a). Jumlah keseluruhan kasus penyakit yang dihitung dalam jangka waktu tertentu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus penyakit hepatitis yang cukup tinggi. Data  Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa 0,39% penduduk Indonesia menderita hepatitis pada tahun 2018 (Kemenkes, 2018). 

         Awal tahun 2022, dunia cukup dikejutkan atas munculnya beberapa kasus hepatitis baru yang cukup berbeda dari kasus hepatitis yang biasanya dihadapi. Pada 5 April 2022, WHO mencatat 10 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya yang terjadi di Skotlandia pada anak usia di bawah 10 tahun. Beberapa hari kemudian, pada 8 April 2022, 64 kasus baru diidentifikasi di Inggris dengan gejala yang mirip dengan kasus sebelumnya pada anak umur 10 tahun ke atas.  Hingga pada 21 April 2022, setidaknya sekitar 169 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya dilaporkan dari 11 negara di Eropa dan Amerika (WHO, 2022b).

Distribusi kasus penyakit hepatitis yang belum diketahui penyebabnya (WHO, 2022).

         Hasil tes laboratorium menyatakan bahwa virus hepatitis A, B, C, E (dan D jika berlaku) tidak ada hubungannya terhadap penyebab dari penyakit hepatitis akut ini. Beberapa tes justru menunjukkan aktivitas virus SARS-CoV-2 dan Adenovirus pada beberapa kasus hepatitis yang terjadi, walaupun mekanisme infeksi virus ini terhadap penyakit hepatitis masih belum jelas. Tes Laboratorium terhadap komponen kimia, toksin, dan agen infeksi masih terus dilakukan sebagai upaya untuk mengidentifikasi penyebab dari penyakit hepatitis misterius ini (WHO, 2022c).

PERJALANAN HEPATITIS AKUT MISTERIUS SEJAUH INI

Berdasarkan data yang telah diperoleh World Health Organization (WHO) pada tanggal 4 Mei 2022, jumlah kasus hepatitis akut misterius yang telah dideteksi sudah melampaui 200 pasien yang umurnya berkisar dari 1 bulan hingga 16 tahun. Di Indonesia sendiri, Laporan dari Kementerian Kesehatan menunjukkan dugaan kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya berjumlah 18 orang. Persebaran kasus-kaus tersebut tersebar mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta dengan jumlah total 12 kasus. Dari 18 kasus yang ditemukan, 9 termasuk dalam status pending classification, 7 kasus dalam status discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu dalam status probable. Pada 7 kasus discarded terdiri dari 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue. Selain itu, hasil investigasi kontak tidak menemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia (Kemenkes, 2022a).

 Diketahui pasien yang meninggal dunia yaitu anak usia 2 tahun yang sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis, anak usia 8  dengan keterangan vaksinasi Covid-19 satu kali dan vaksin hepatitis lengkap, dan anak usia 11 tahun dengan keterangan vaksinasi Covid-19 dan hepatitis lengkap. Tiga korban dinyatakan negatif Covid-19 dan 1 korban meninggal tambahan belum diketahui data lebih lanjutnya. Berdasarkan data hasil investigasi juga diketahui bahwa salah satu kasus memiliki penyakit penyerta (Kemenkes, 2022b).

Dikarenakan penyebab dari hepatitis akut misterius ini masih belum diketahui, WHO merekomendasikan untuk mencoba beberapa metode diagnostik seperti tes darah, urine, sampel respiratori, biopsi liver dan lainnya dengan karakterisasi virus lebih lanjut seperti sequencing. Berdasarkan informasi yang ada, pihak WHO juga tidak menyarankan adanya restriksi perjalanan ataupun perdagangan terhadap negara Inggris atau negara lain yang telah ditemukan kasus hepatitis akut misterius tersebut. 

Hal serupa pernah terjadi di Indonesia berupa kejadian luar biasa (KLB) hepatitis akut, yang mana kasus terbaru terjadi di kota Depok pada tahun 2019 (WHO, 2022d). Adapun KLB didefinisikan sebagai suatu kejadian kesakitan/ kematian dan/ atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/ kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. Pada KLB di kota Depok ini terkonfirmasi sebanyak 306 kasus yang diakibatkan oleh virus Hepatitis A. Kejadian hepatitis tersebut diduga disebabkan oleh penyebaran fekal-oral atau tinja-mulut yang secara langsung berhubungan dengan tingkat kebersihan pada kota tersebut. Apabila dibandingkan keduanya, kasus hepatitis misterius yang terjadi saat ini memiliki perbedaan dengan KLB hepatitis A yang pernah terjadi di kota Depok. Kasus hepatitis misterius terbaru ini cenderung ditemukan pada populasi anak berusia dibawah 10 tahun, sedangkan pada KLB Hepatitis A di kota Depok sebagian besar ditemukan pada siswa SD dan beberapa orang dewasa (Saputra et al., 2021). 

PENYEBAB HEPATITIS AKUT MISTERIUS

Berbagai penelitian telah dilaksanakan dalam rangka menemukan penyebab kasus hepatitis akut misterius ini. Hasil biopsi hati pada pasien anak-anak di Alabama yang diduga mengalami kasus hepatitis akut misterius, memberikan hasil negatif pada uji virus hepatitis A, B, dan C, serta mengeliminasi kemungkinan penyebab hepatitis lainnya, seperti autoimun, penyakit Wilson, bakteremia, infeksi saluran kemih, dan yang publik khawatirkan, SARS-CoV-2. Tidak satupun anak-anak tersebut memiliki riwayat menderita Covid-19. Real-time PCR pada sampel darah pasien anak tersebut mendeteksi keberadaan adenovirus, spesifiknya Adenovirus tipe F41 (Baker et al., 2022). Berdasarkan studi, infeksi Adenovirus F41 memiliki kecenderungan untuk menyebabkan hepatitis khususnya pada kelompok anak dengan ketahanan tubuh yang lemah (Imunodefisiensi) (Khalifa et al., 2022). 

GEJALA HEPATITIS AKUT MISTERIUS

Hingga saat ini, penelitian terhadap penyebab utama kasus hepatitis akut misterius pada anak masih terus dilakukan. Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, yang merupakan seorang Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan beberapa gejala awal penyakit hepatitis akut misterius yakni mual, muntah, sakit perut, diare, dan terkadang disertai demam ringan. Apabila terjadi keterlambatan penanganan, maka akan menimbulkan gejala yang semakin buruk, seperti air kencing berwarna pekat menyerupai teh serta BAB berwarna putih pucat (Kemenkes RI, 2022c).

PENCEGAHAN HEPATITIS AKUT MISTERIUS

Vaksinasi dapat menjadi langkah pencegahan yang cukup efektif terhadap beberapa jenis hepatitis. Studi yang dilakukan WHO menunjukkan bahwa sekitar 4.5 juta kematian prematur bisa dicegah di negara dengan pemasukan rendah dan sedang pada 2030 melalui vaksinasi, tes diagnostik, dan edukasi (WHO, 2022a). Langkah pencegahan lainnya juga dapat dilakukan dengan edukasi seks yang aman serta pencegahan kegiatan seksual berisiko, penggunaan obat injeksi yang aman, serta konseling guna mengurangi kerusakan hati seperti pengurangan konsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang. Konsumsi vitamin A secara berlebihan juga dapat berdampak langsung terhadap kerusakan hati, sehingga penggunaannya perlu pengawasan dan bimbingan oleh dokter terkait (WHO, 2007).  Pencegahan penyebaran penyakit Hepatitis Akut juga memerlukan peran orang tua untuk mengedukasi dan menumbuhkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat kepada buah hati mereka. Adenovirus tipe F41 utamanya menyebar melalui rute fekal-oral atau tinja-mulut sehingga upaya preventif yang paling efektif dilakukan di rumah adalah mengonsumsi makanan dan minuman yang matang, tidak berbagi alat makan yang sama kepada orang lain, serta tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 meliputi mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, dan meminimalisir mobilitas (Kemenkes RI, 2022c).

LANGKAH PEMERINTAH 

Kian bertambahnya kasus dugaan hepatitis akut di berbagai daerah di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan surat edaran bagi rumah sakit dan dinas kesehatan dan rumah sakit di daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan (Chaniago, 2022). Kementerian Kesehatan juga mendorong masyarakat untuk rajin mencuci tangan dan segera melakukan pemeriksaan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) di rumah sakit apabila muncul gejala seperti demam untuk mencegah bertambahnya kasus hepatitis akut (Presiden RI, 2022).

Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan penyelidikan epidemiologis mendalam untuk mendeteksi pola penularan. Adapun Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melaporkan saat ini pihaknya telah melakukan lima penyelidikan epidemiologis, namun hingga kini belum menemukan pola penyebarannya. Rencana aksi pemerintah Indonesia untuk memitigasi risiko penyakit ini  perlu dipertanyakan, sebab meski hepatitis akut ini belum tentu akan menjadi pandemi, dikhawatirkan dapat menjadi krisis kesehatan baru jika tidak ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Adanya kasus kematian merupakan indikator bahwa Indonesia telat mendeteksi dan merespon melalui perawatan (Chaniago, 2022).

Selain itu, pemerintah juga berupaya memperkuat fasilitas kesehatan dengan adanya rujukan rumah sakit untuk penanganan hepatitis akut yang berat, seperti Rumah Sakit Sulianti Saroso di Jakarta, Rumah Sakit Djamil di Sumatera Barat, dan lain-lain (Chaniago, 2022).

KESIMPULAN

 Kasus hepatitis akut pada anak yang muncul di awal tahun 2022 sedang menjadi perhatian negara di dunia salah satunya Indonesia. Tidak ditemukannya virus hepatitis baik A, B, C, D, ataupun E, serta terdeteksinya sampel agen infeksius lain seperti virus SARS-CoV-2 dan Adenovirus menyebabkan penyakit hepatitis ini unik dan belum dapat dijelaskan mekanisme infeksinya. Di Indonesia, setidaknya tujuh anak sudah menjadi korban jiwa atas penyakit yang umumnya menyerang anak-anak di bawah 16 tahun ini. Adapun gejala awal penyakit hepatitis akut yang wajib dikenali masyarakat yakni mual, muntah, sakit perut, diare, dan terkadang demam ringan. Berdasarkan pembahasan di atas, setidaknya ada beberapa poin yang menjadi perhatian, yaitu:

  1. Adanya korban jiwa menunjukkan bahwa Indonesia telat mendeteksi dan merespon kasus hepatitis baru ini. 
  2. Upaya pemerintah Indonesia untuk memitigasi risiko penyakit ini  perlu diperhatikan lebih lanjut, sebab penyakit ini dikhawatirkan akan menjadi krisis kesehatan baru jika tidak ditanggapi dengan cepat dan sungguh-sungguh.
  3. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan tidak panik dengan tetap menerapkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Baker, J., Buchfellner, M., Britt, W., Sanchez, V., Potter, J., Ingram, L., Shiau, H., Gutierrez Sanchez, L., Saaybi, S., Kelly, D., Lu, X., Vega, E., Ayers-Millsap, S., Willeford, W., Rassaei, N., Bullock, H., Reagan-Steiner, S., Martin, A., Moulton, E., Lamson, D., St. George, K., Parashar, U., Hall, A., MacNeil, A., Tate, J. and Kirking, H., 2022. Acute Hepatitis and Adenovirus Infection Among Children — Alabama, October 2021–February 2022. MMWR. Morbidity and Mortality Weekly Report, 71(18), pp.638-640.

Chaniago, A., 2022. Hepatitis akut: ‘Terlalu dini’ jadi pandemi, tapi bisa picu masalah kesehatan baru kalau ‘salah kelola’ dan ‘anggap enteng’ – BBC News Indonesia. [online] BBC News Indonesia. Available at: <https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61376624> [Accessed 11 May 2022].

Kemenkes RI, 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. [online] Kesmas.kemkes.go.id. Available at: <https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf> [Accessed 9 May 2022].

Kemenkes RI, 2022a. Kemenkes Temukan 18 Orang Dugaan Kasus Hepatitis Akut. [online] Sehat Negeriku. Available at: <https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220513/0539829/kemenkes-temukan-18-orang-dugaan-kasus-hepatitis-akut/> [Accessed 16 May 2022].

Kemenkes RI, 2022b. Pemerintah Lakukan Investigasi Kontak 3 kasus Hepatitis Akut Pada Anak. [online] Sehat Negeriku. Available at: <https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220505/1239778/pemerintah-lakukan-investigasi-kontak-3-kasus-hepatitis-akut-pada-anak/> [Accessed 12 May 2022].

Kemenkes RI, 2022c. SURAT EDARAN NOMOR: HK.02.02/C/2515/2022 TENTANG KEWASPADAAN TERHADAP PENEMUAN KASUS HEPATITIS AKUT YANG TIDAK DIKETAHUI ETIOLOGINYA (ACUTE HEPATITIS OF UNKNOWN AETIOLOGY). Jakarta, pp.1-4.

World Health Organization, 2007. Prevention of Hepatitis A, B and C and other Hepatoxic Factors in People Living with HIV. Clinical Protocol for the WHO European Region. [online] Available at: <https://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0010/78157/E90840_Chapter_8.pdf> [Accessed 14 May 2022].

Khalifa, A., Andreias, L. and Velpari, S., 2022. Adenovirus Hepatitis in Immunocompetent Adults. Journal of Investigative Medicine High Impact Case Reports, 10, p.232470962210791.

Presiden RI., 2022. Pemerintah Terus Pantau Perkembangan Covid-19 Pascalebaran serta Hepatitis Akut. [online] Available at: <https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/pemerintah-terus-pantau-perkembangan-covid-19-pascalebaran-serta-hepatitis-akut/> [Accessed 11 May 2022].

Saputra, R., Prihartono, N. A., Handayani, D. O. T. and Devita, Y., 2021. “Investigasi Kejadian Luar Biasa Hepatitis A di Kota Depok”, HEALTH CARE : JURNAL KESEHATAN, 10(1), pp. 193-204. doi: 10.36763/healthcare.v10i1.126.

WHO, 2022a. Hepatitis. [online] www.who.int. Available at: <https://www.who.int/health-topics/hepatitis#tab=tab_1> [Accessed 9 May 2022].

WHO, 2022b. Multi-Country – Acute, severe hepatitis of unknown origin in children. [online] www.who.int. Available at: <https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON376> [Accessed 9 May 2022].

WHO, 2022c. Acute hepatitis of unknown aetiology – the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland. [online] Who.int. Available at: <https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/acute-hepatitis-of-unknown-aetiology—the-united-kingdom-of-great-britain-and-northern-ireland> [Accessed 9 May 2022].

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.