DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

090589900_1444027090-0510205-nyamukDemam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari di awal tahun. Karena itu, kita perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu mencegah dan menanggulangi dengan baik

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang ditemukan pertama kali pada tahun 1950an di Filipina dan Thailand, dan saat ini dapat ditemukan di sebagian besar negara di Asia. Saat ini belum tersedia obat untuk penyakit ini, demikian juga dengan vaksin, sehingga penanggulangan penyakit ini umumnya bergantung pada tatalaksana penderita dan pengendalian vektor nyamuk. Sebagian besar kasus DBD menyerang anak-anak. Angka fatalitas kasus DBD dapat mencapai lebih dari 20%, namun dengan penanganan yang baik dapat menurun hingga kurang dari 1 % (WHO, 2008).images

Prevalensi Demam  Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak , dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita (Depkes, 2015)

kita perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah, untuk membrantas sarang dan jentik-jentik nyamuk.

Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu:cara-mencegah-penyakit-demam-berdarah-dengan-membasmi-nyamuk-aedes-aegypti-melalui-program-3m

  1. Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain;
  2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya; dan
  3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti:

  1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
  3. Menggunakan kelambu saat tidur.
  4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
  5. Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
  7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain (Depkes, 2015)

Untuk itu, perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam berdarah, sehingga diperlukan kepedulian peran serta aktif kita untuk melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD, melalui kegiatan pemberantasan nyamuk dan jentik secara berkala dan PSN 3M Plus, karena saat ini telah memasuki musim penghujan, bahkan pola curah hujan yang tak menentu.

 

SELAMAT HARI DBD ASEAN

15 JUNI 2016

 

Daftar Pustaka

  1. World Health Organization (2008). Dengue and Dengue Hemmoragic Fever. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/ (diakses pada 09 Juni 2016).
  2. Departemen Kesehatan RI (2015). Prevalensi Demam Berdarah Dengue di indonesia. http://www.depkes.go.id/article/view/15011700003/demam-berdarah-biasanya-mulai-meningkat-di-januari.html (diakses pada 10 Juni 2016).
  3. Departemen Keseha RI (2015). Penanggulangan Demam Berdarah Dengue. (diakses pada 10 Juni 2016).