[WARTAKASTRAT #3 Demokrasi di Balik Layar Polarisasi Opini di Era Media Sosial]

Media sosial yang semula diharapkan memperkuat demokrasi kini justru menciptakan polarisasi opini yang tajam di masyarakat. Melalui algoritma yang menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna, terbentuklah ruang gema (echo chamber) dan gelembung informasi (filter bubble) yang membatasi pandangan individu hanya pada opini yang sejalan dengannya. Akibatnya, muncul pembelahan sosial antara “kami” dan “mereka” yang mengikis kualitas dialog publik serta memperlemah rasa persatuan nasional. Fenomena ini juga dimanfaatkan oleh aktor politik melalui buzzer dan cybertrooper untuk memanipulasi opini dan mengarahkan persepsi publik. Dampaknya, demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan serius berupa menurunnya kepercayaan terhadap lembaga negara dan merosotnya kesadaran kritis warga. Oleh karena itu, dibutuhkan literasi digital, keterbukaan terhadap pandangan berbeda, dan transparansi algoritma media sosial agar demokrasi tetap sehat, inklusif, dan berpihak pada kebenaran.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “DEMOKRASI DI BALIK LAYAR POLARISASI OPINI DI ERA MEDIA SOSIAL”, Klik untuk baca:

https://Wartakastrat03Demokrasi2025

Kreator: Wartakastrat