[WATAKASRAT #08 Membedah Peristiwa Kerusuhan Aksi Demonstrasi Melalui Sudut Pandang Psikologis Sosial: Menjaga Gerakan, Merawat Perjuangan]
Artikel ini menyoroti bagaimana aksi massa atau demonstrasi — yang pada hakikatnya merupakan bagian dari demokrasi dan ekspresi kolektif — bisa berubah menjadi kerusuhan ketika rentan terhadap provokasi, dan bagaimana pendekatan psikologi sosial dapat menjadi kunci untuk memahami serta mencegahnya. Demonstrasi adalah fenomena sosial yang memperlihatkan solidaritas dan energi kolektif, namun melalui mekanisme seperti deindividuasi, konformitas, polarisasi kelompok, dan kontagion emosi—massa bisa bergerak dari damai ke destruktif. Dalam kerumunan besar, identitas pribadi dapat tenggelam dalam “kami”, tekanan sosial mendorong tindakan yang tidak direncanakan, dan emosi menyebar cepat seperti infeksi. Agar gerakan tetap bermakna dan tidak kehilangan arah, maka kesadaran akan dinamika psikologis-sosial, identitas diri yang kuat, dan pemimpin yang mampu mengarahkan emosi massa menjadi sangat penting. Demonstrasi bukanlah masalah — tetapi bagaimana kita meresponsnya, menjaga gerakan agar tetap pada tujuan, dan merawat perjuangan agar tidak dirusak oleh ulah pihak yang memancing konflik.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Membedah Peristiwa Kerusuhan Aksi Demonstrasi Melalui Sudut Pandang Psikologi Sosial: Menjaga Gerakan, Merawat Perjuangan”, Klik untuk baca:
https://Watakastrat08MembedahPeristiwa2025
Kreator: Wartakastrat

