[WARTAKASTRAT #4 Terapi Asap Kretek ET AL. Testimoni Degenerasi Pemikiran Medis Masyarakat Indonesia]

Artikel ini membahas bagaimana praktik terapi asap kretek, yaitu metode pengobatan alternatif yang secara teknis menyemprotkan asap dari rokok kretek berlabel “herbal” ke tenggorokan, hidung, dan sistem pernapasan pasien, telah menjadi gejala degenerasi pemikiran medis masyarakat Indonesia. Meskipun beberapa pengobatan tradisional seperti bekam, akupuntur, dan pijat telah memiliki akar dalam sains modern, terapi ini tidak berdasar pada evidence-based medicine dan justru memanfaatkan miskonsepsi bahwa “natural = harmless”. Fenomena ini diperkuat oleh social learning dan survivorship bias, di mana individu meniru komunitas dan hanya melihat kisah sukses tanpa memperhitungkan kegagalan atau dampak negatif. Media sosial turut memperkuat penyebaran testimoni tanpa kontrol ilmiah yang memadai, sementara regulasi sistemik yang mengatur praktik semacam ini nyaris tidak ada—menjadikan celah bagi terapi yang kontradiktif dengan upaya kesehatan nasional dan dapat menambah beban institusi medis. Tanpa perubahan sistemik, aspirasi menuju “Indonesia Emas 2045” untuk masyarakat yang sehat bisa jauh dari realitas.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Terapi Asap Kretek ET AL. Testimoni Degenerasi Pemikiran Medis Masyarakat Indonesia”, Klik untuk baca:

https://Wartakastrat04TerapiAsapKretek2025

Kreator: Wartakastrat