Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik – apakah gerangan?

Memang, kedua penyakit ini barangkali sangat jarang kita dengar. Tidak berarti, penyakit ini jarang terjadi, lho!

Dalam Dialog Interaktif kerja sama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Unud, Press and Cyber Community (PCYCO) dengan radio kesehatan dan pendidikan, Bali FM 98.9, pada hari Sabtu (13/06) yang lalu, kedua penyakit ini dikupas habis dalam siaran selama satu jam. Tentunya, dengan mengundang seorang narasumber ahli, dr. I.B. Agung Winaya, Sp.A., seorang dokter anak yang mendalami penyakit jantung anak.

Bagi anda yang melewatkan siaran tersebut, berikut rangkuman singkat mengenai demam reumatik dan penyakit jantung reumatik. Dan, jangan lupa, ikuti siaran-siaran berikutnya untuk informasi kesehatan dari narasumber terpercaya di radio Bali FM, setiap hari Sabtu dari pukul 10.00 sampai 11.00 WITA.

Sick child
Gambar oleh Jyn Meyer dari stock.xchng, digunakan seizin pemilik.

Apa, sih, yang dimaksud dengan demam reumatik dan penyakit jantung reumatik? Pada dasarnya, demam reumatik adalah penyakit peradangan (inflamasi) yang dapat timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tenggorokan (faringitis) yang tidak diobati atau tidak ditangani dengan baik. Peradangan kemudian dapat terjadi pada sendi, jantung, otak dan kulit. Nah, jika peradangan terjadi pada jantung inilah yang disebut dengan penyakit jantung reumatik. Jika sampai demam reumatik berkembang menjadi penyakit jantung reumatik, dapat berakibat sangat berbahaya, karena selain dapat meninggalkan cacat menetap pada jantung yang akan mempengaruhi kehidupan seseorang, dapat juga menyebabkan gagal jantung yang berujung pada kematian.

Apakah semua orang bisa terkena penyakit ini? Tidak juga. Demam reumatik paling sering terjadi pada usia 5 sampai 15 tahun dan sangat jarang terjadi pada usia di bawah 5 atau di atas 15 tahun, apalagi pada orang dewasa. Terlebih lagi, penyakit ini cenderung terjadi pada golongan sosial ekonomi yang lebih rendah, terutama akibat faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal dan kondisi kesehatan secara umum dan nutrisi. Kemudian, ada pula peranan genetik di dalamnya, sehingga ada orang-orang yang memang ”berbakat” untuk mengalami demam reumatik setelah menderita infeksi tenggorokan. ”Bakat” ini pun seringkali ditemukan pada lebih dari satu anggota dalam satu keluarga.

Lalu, penyebabnya apa, sih? Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semua berawal dari infeksi tenggorokan. Infeksi tenggorokan ini seringkali terjadi akibat bakteri yang namanya streptokokus grup A. Pada semua orang, infeksi seperti ini akan menimbulkan reaksi imun atau reaksi kekebalan tubuh untuk melawan bakteri ini. Nah, pada orang-orang yang ”berbakat”, reaksi imun ini tidak hanya akan membantai si bakteri streptokokus, tetapi juga akan menyerang tubuh sendiri. Terutama pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti sendi, jantung, kulit dan otak, sehingga timbul reaksi inflamasi atau peradangan.

Apa ciri-ciri penyakit ini sehingga seseorang bisa tahu bahwa ini bukan sekedar demam biasa dan bisa segera membawanya ke dokter atau rumah sakit? Sesuai namanya, akan ada demam. Demam yang timbul pun tidak terlalu tinggi, paling sekitar 38°C. Kemudian, ada keluhan radang tenggorokan yang ditandai dengan nyeri dan bisa ada batuk-batuk. Karena ini terutama menyangkut anak-anak, keluhan yang sering timbul adalah si anak tidak mau makan karena tenggorokannya sakit. Kemudian, anak tadi mungkin batuk-batuk kecil, namun tidak disertai dengan pilek. Beberapa tanda lain, seperti pembesaran kelenjar getah bening di leher yang merupakan salah satu tanda infeksi tenggorokan biasanya hanya akan dikenali oleh dokter.

Tanda-tanda demam reumatik biasanya timbul 2-3 minggu setelah infeksi tenggorokan bermula. Saat inilah, muncul gejala-gejala akibat peradangan yang disebabkan karena reaksi imunologis. Yang paling sering terjadi adalah peradangan pada sendi. Sendi-sendi besar, terutama pada lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki, akan membengkak, tampak kemerahan, terasa hangat jika diraba dan dirasakan sakit oleh si anak. Seringkali, peradangan ini akan berpindah-pindah dari satu sendi ke yang lainnya, misalnya pertama sendi pada lutut, besoknya sendi pada siku, dan sebagainya. Sehingga peradangan pada sendi ini disebut poliartritis migrans, artinya radang pada banyak sendi yang berpindah-pindah.

Tanda lain yang dapat timbul adalah jika penyakit ini mempengaruhi otak, sehingga terjadi gejala yang disebut chorea. Chorea berupa gerakan-gerakan involunter, terutama pada tangan, namun dapat terjadi juga pada kaki, wajah dan bagian-bagian tubuh lainnya. Jadi, biasanya tangan akan bergerak-gerak, padahal si anak tidak bermaksud untuk menggerakkannya. Pada chorea yang lebih ringan, mungkin anak hanya akan mengeluhkan kesulitan untuk menulis. Nah, walaupun gejala ini cukup ”aneh”, ini benar-benar merupakan gejala medis, jadi jangan langsung dianggap sebagai kejadian mistis yang perlu penanganan dari balian atau sejenisnya! Selain itu, chorea dapat disertai dengan perubahan tingkah laku, misalnya anak tiba-tiba marah dan menangis tanpa alasan, dan sebagainya.

Yang paling gawat dan mengkhawatirkan adalah jika sampai jantung ikut terpengaruh. Biasanya gejala yang timbul adalah sesak nafas, jantung berdebar-debar, detak jantung yang cepat, nyeri dada, dan cepat capek. Pada anak-anak yang masih lebih kecil, biasanya si anak akan cepat capek dan tidak ikut bermain dengan teman-temannya. Sedangkan anak-anak yang lebih besar, juga takkan banyak beraktivitas dan jika ditanyai biasanya akan mengakui sendiri bahwa dirinya cepat capek dan sesak nafas.

Ada pula beberapa tanda lainnya, seperti nodul subkutan, yaitu bejolan-benjolan kecil di bawah kulit. Namun, karena tidak tampak jelas, biasanya ini hanya dapat ditemukan oleh dokter – itu pun tidak selalu. Tanda lain adalah ruam merah pada kulit, yang disebut eritema marginatum, namun tanda ini termasuk yang lebih jarang terjadi.

Jadi, kapan anak perlu dibawa ke dokter? Pada tahap infeksi tenggorokan, sebaiknya anak diperiksakan ke dokter jika menderita tanda-tanda infeksi tenggorokan (sakit tenggorokan dan sulit menelan) yang disertai demam, namun tanpa tanda-tanda pilek (seperti hidung berair, bersin, batuk yang parah – apalagi jika berdahak dan sebagainya). Terlebih lagi, jika radang tenggorokan terjadi berulang atau berlangsung selama berhari-hari. Waspadalah jika anak terkena radang tenggorokan, karena penanganan dini dapat mencegah terjadi komplikasi.
Jika sampai terjadi tanda-tanda demam reumatik atau penyakit jantung reumatik, terutama radang sendi yang berpindah-pindah, chorea, masalah pada jantung (ditandai dengan anak yang cepat lelah dan sesak nafas, dan sebagainya), sudah pasti konsultasi dokter sangat diperlukan.


Gambar oleh Walter Groesel dari stock.xchng

Dengan gejala demam rematik yang begitu beragam, bagaimana dokter bisa memastikan penyakitnya? Riwayat radang tenggorokan, riwayat demam rematik pada keluarga (karena kemungkinan adanya faktor genetik), keadaan tempat tinggal (terkait status sosial ekonomi, yang terutama terkait kebersihan, banyaknya penghuni dalam rumah, keadaan nutrisi), sudah tentu meningkatkan kecurigaan dan kewaspadaan terjadinya demam rematik. Kemudian, gejala-gejala demam rematik sendiri cukup khas (meskipun dapat ditemukan pada beberapa penyakit lainnya) apalagi jika lebih dari satu ditemukan bersamaan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tandanya – peradangan pada sendi, perubahan suara jantung, kelainan pada otak yang dapat dinilai dengan beberapa pemeriksaan neurologi, dan kelainan-kelainan yang dapat timbul pada kulit. Selanjutnya, dapat diperlukan beberapa tes laboratorium, untuk membuktikan pernah terjadi infeksi streptokokus grup A dengan pemeriksaan pada darah. Elektrokardiogram dan echocardiogram merupakan dua pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan pada jantung yang mungkin dilakukan jika ada kecurigaan keterlibatan jantung.

Sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan, nggak? Ini akan sangat tergantung penyakitnya sudah sampai pada tahap yang mana. Jika hanya infeksi tenggorokan, tentunya bisa disembuhkan dengan antibiotika yang diresepkan oleh dokter. Jika sudah berlanjut menjadi demam reumatik, dengan penangan yang sesuai, sebagian besar gejala dapat ditangani. Peradangan pada sendi dapat dikurangi dengan obat antiinflamasi, dan chorea dan kelainan kulit akan hilang seiring perbaikan kondisi secara keseluruhan, meski chorea yang parah mungkin memerlukan obat khusus. Sayangnya, jika sampai terjadi penyakit jantung reumatik, akan terjadi cacat permanen pada jantung, terutama pada bagian katup jantung, tetapi dapat juga pada otot jantung itu sendiri. Ini tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat. Terutama jika yang terkena adalah bagian katup jantung, katup ini tidak lagi membuka dan menutup dengan baik, sehingga dapat terjadi perubahan pada aliran darah. Akibatnya, gejala-gejala akibat kelainan jantung akan menetap – seperti cepat lelah, sesak nafas, berdebar-debar, detak jantung yang cepat – dan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika sampai kerusakan jantung itu sangat parah, tidak menutup kemungkinan terjadi gagal jantung – keadaan di mana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke seluruh tubuh sesuai kebutuhan – yang dapat berakibat kematian. Pada kerusakan jantung, satu-satunya penanganan adalah melalui operasi, misalnya dengan penggantian katup jantung, namun biayanya sangat mahal.

Mengerikan juga, ya, penyakit ini. Apakah bisa menular dan apakah ada kiat-kiat untuk mencegahnya? Yang namanya penyakit infeksi, umumnya pasti dapat menular. Dan memang, infeksi tenggorokan dapat menular, terutama pada kondisi tempat tinggal yang kurang bersih dengan banyak penghuni dan kondisi kesehatan yang kurang optimal dengan status gizi yang kurang baik. Sedangkan demam reumatik dan penyakit jantung reumatik, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biasanya terjadi pada orang-orang yang ”berbakat” – sehingga seringkali ditemukan dan kondisi tubuhnya tidak terlalu optimal. Jadi, intinya adalah menjaga kesehatan tubuh secara optimal dan mengupayakan deteksi dini, dengan cara secepatnya memeriksakan anak ke dokter sesuai dengan gejala yang disebut di atas.

Soal nutrisi, adakah makanan khusus yang perlu dihindari anak-anak untuk mencegah penyakit ini atau membuatnya semakin parah? Selalu penting untuk memberikan makanan yang sehat, bersih, seimbang kepada anak – selain memberikannya dengan jadwal yang teratur; pagi, siang dan sore/malam. Untuk demam reumatik dan penyakit jantung reumatik, tidak ada diet khusus yang perlu diikuti. Terlebih lagi, anak yang memang terkena penyakit ini biasanya perlu perawatan di rumah sakit, di mana tentunya makanan sudah diatur sesuai kebutuhan. Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa banyak makanan dapat dihindari untuk mencegah terjadinya radang tenggorokan. Ini terutama terkait makanan yang terlalu manis, banyak pewarna, banyak zat penyedap rasa, dan zat-zat aditif lainnya, karena cenderung mengiritasi tenggorokan. Sebaiknya, awasi makanan anak saat jajanan, dan substitusi camilan dengan buah-buahan bila mungkin.

Apakah hambatan yang sering ditemui oleh para dokter dalam menangani penyakit ini? Demam reumatik, terlebih jika mengenai jantung, dalam pengobatannya memerlukan bed rest (tirah baring) total selama beberapa minggu. Hal ini akan sangat sulit dicapai jika dilakukan di rumah, karena kondisi perawatan yang tidak optimal, dan belum tentu ada orang di rumah yang dapat menemani dan merawat si anak yang sakit. Karena itu, istirahat yang lama itu perlu dilakukan di rumah sakit – terutama untuk monitoring perubahan yang terjadi pada kondisi anak, khususnya jika kondisinya memburuk karena penyakit yang mempengaruhi kemampuan jantungnya untuk memompa darah. Sayangnya, begitu kondisi anak mulai membaik, sebagian besar orang tidak ingin melanjutkan perawatan anaknya di rumah sakit, dan pada akhirnya dibawa pulang. Masalahnya, dengan perawatan di rumah, anak mungkin saja lolos dari pengawasan dan pergi bermain, membuat dirinya terlalu capek, dan justru memperparah kondisi jantungnya. Kadang, memang keadaan jantung si anak memburuk karena dipengaruhi penyakit, namun ini tidak disadari oleh orang tuanya. Akibatnya dapat sangat mempengaruhi hidup si anak.

Ada, tidak, pesan khusus tentang demam reumatik dan penyakit jantung reumatik? Pertama, jagalah keadaan tempat tinggal yang optimal dan berikan nutrisi yang baik dan seimbang pada anak. Kemudian, penting pula untuk tidak menyepelekan sakit tenggorokan pada anak, terutama jika berkelanjutan atau berulang. Ingatlah selalu penyakit yang dapat menjadi kelanjutannya jika dibiarkan. Jika anak terdiagnosis demam reumatik atau penyakit jantung reumatik, bersiaplah untuk membiarkan anak dirawat inap untuk waktu yang cukup lama. Tidak memenuhi perawatan seperti ini, dapat berakibat sangat buruk, terutama terhadap kesehatan jantung.

Catatan: Tulisan ini tidak sepenuhnya berdasarkan siaran Dialog Interaktif pada tanggal 13 Juni, namun juga bersumber pada sejumlah referensi, termasuk buku kedokteran dan beberapa website (Mayo Clinic, WebMD, eMedicine).

(samantha)